Kotanopan adalah salah satu kecamatan di Mandailing Natal yang memiliki topografi bukit dan pegunungan dengan bentangan alam indah serta bukit barisan yang menawan. Kotanopan sebagai salah satu desa yang berada jauh dari Ibu Kota Indonesia tentunya sangat jarang terekspos oleh media nasional sehingga banyak seajarah besar yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Selain itu juga, Kotanopan memiliki beberapa beberapa fakta yang bahkan orang tidak menyangka akan hal itu terjadi disuatu daerah nun jauh disana. Tidak seperti daerah-daerah lain yang terekspos besar-besaran yang akhirnya menjadi salah satu tempat bersejarah yang wajib dikunjungi.
Banyak sejarah yang terkubur jauh di dalam sana meskipun sudah banyak diketahui oleh masyarakat lokal, namun tidak untuk skala nasional. Desa ini memiliki beragam peninggalan sejarah yang harusnya bisa dikembangkan dan dijadikan situs warisan nasional.
Didalam artikel ini kita akan membahas beberapa fakta sejarag di Kotanopan yang bisa dijadikan menjadi situs warisan budaya di Indonesia.
Kotanopan Kota Pahlawan dan Budaya di Sumatera Utara
1. Kota Pahlawan
Sebagai daerah yang terkenal dengan sebutan kota pahlawan di Sumatera Utara, Kotanopan menjadi salah satu daerah asal seorang jenderal besar di Indonesia. Ya beliau adalah Jenderal Besar Abdul Haris Nasution salah satu yang lolos dari pengepungan sewaktu G30 S/PKI. Selain beliau ada juga H. Adam Malik Batubara yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-3.
Selain itu ada banyak lagi pahlawan yang berasal dari Kotanopan, dikutip dari kompasiana.com berikut nama yang mendapat SK Pahlawan dari Presiden Republik Indonesia
- H.M. Ali Hanafiyah Lubis,
- Yahya Malik Nasution,
- Tinggi Lubis,
- Makmur Lubis,
- H. Ayyub Sulaiman Lubis,
- Abd. Aziz Lubis,
- Abd. Rahman Parinduri,
- H. Adam Malik Batubara,
- Abd. Hamid Lubis,
- Buyung Siregar,
- Muhiddin Nasution,
- Abu Kosim Daulay,
- Ilyas El Yusuf,
- H.M. Yunan Nasution,
- Muslim Arif Lubis,
- Ahmad Nasution,
- Abd. Gani Nasution,
- H. Marahsudin Chatib Hasibuan,
- Mangaraja Ihutan Lubis,
- Mangara Sayuti Lubis,
- Anwar Nasution,
- Adnan Nur Lubis,
- M. Phaid Matondang,
- Ayub Lubis, dan
- Kh. Ahmad Nasution.
Nama-nama diatas menjadi bukti dan alasan kuat kenapa kotanopan disebut sebagai Kota Pahlawan atau biasa disebut sebagai Kota Pejuang.
2. Tempat Bersejarah
Kotanopan menjadi salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh Presiden Soekarno untuk mengadakan rapat besar. Hal ini menjadi kebanggan tersendiri bagi warga Kotanopan, karena memiliki sejarah dan cerita yang bisa dirawat untuk anak cucu kita.
Salah satu tempat yang bersejarah di Kotanopan adalah Pesanggarahan, hal ini karena merupakan pesanggrahan terbesar dan terbagus di Sumatera pada abad XIX. Dan menjadi salah satu kunjungan Presiden Soekarno pada 16 Juni 1948 untuk menggelar rapat raksasa. Di depan pesanggrahan ini juga terdapat prasasti yang memuat nama para Perintis Kemerdekaan yang berasal dari tanah Mandailing.
Selain itu juga daerah ini memiliki warisan sejarah peninggalan raja-raja hutagodang, diantaranya adalah Bagas Godang (Rumah Adat/Rumah raja-raja), makam raja-raja terdahulu, dan juga terdapat sebuah perpustakaan budaya yang menjadi pusat studi budaya Mandailing.
3. Warisan Budaya
Sebagai salah satu daerah dengan kultur budaya yang kuat, Kotanopan memiliki warisan budaya yang tetap dijaga hingga kini, salah satunya adalah alat musik yaitu Gordang Sambilan, Pernikahan dan beberapa acara adat lainnya.
Gordang sambilan menjadi salah satu alat musik tertua yang sekarang sering dipertunjukkan jika beberapa garis keturunan raja-raja mengadakan pesta pernikahan, terutama jika menikahkan putri mereka. Identitas mengadakan pertunjukan gordang sambilan adalah untuk mereka yang dianggap keturuan raja-raja. Meskipun dewasa ini banyak masyarakat umum yang menggunakannya.
Selain itu, ada budaya unik yang dimiliki oleh masyarakat kotanopan dan sebagian besar Mandailing, yaitu marsialap ari yang masyarakat umum pergunakan untuk memanen dan menanam padi di sawah. Dimana semua masyarakat akan secara bergantian dari satu sawah ke sawah lainnya dan dikerjakan bersama-sama.
4. Cerita Legenda
Selain Pahlawan dan Budaya yang berasal dari Kotanopan, juga menyimpan beberapa cerita Legenda dan yang paling terkenal adalah Legenda “Seri Bulan, Bujing Sambilan Jogi” di Gua Pastap yang menjadi cerita turun temurun di masyarakat kotanopan khususnya Pastap. Pastap adalah salah desa jauh di dalam gunung di Kotanopan dan memiliki udara bersih nan sejuk.
Legenda ini sendiri pernah ditulis oleh seorang Budayawan Mandailing yaitu bapak Askolani Nasution yang telah di publish secara digital di Mandailing Online dengan judul Legenda “Seri Bulan, Bujing Sambilan Jogi” di Gua Pastap.
Kesimpulan
Menjadi daerah yang menjadi julukan Kota Pahlawan, Kotanopan memiliki banyak sekali cerita sejarah yang layak untuk diceritakan, namun memiliki sedikit referensi karena sudah banyaknya cerita yang terputus didalam beberapa generasinya. Namun demikian peninggalan sejarah, budaya dan legenda masih bisa kita temukan sekarang.
Dengan demikian sebutan Kota Pahlawan tidak salah disematkan untuk daerah karena ini menjadi salah satu penghargaan yang tepat mengingat banyaknya dokumnetasi sejarah di daerah ini.