O sampuraga na maila marina..!!
Wisata Sampuraga – Bagi Sebagian Masyarakat Mandailing Natal kata-kata tersebut tidaklah asing dan sangat familiar ditelinga. Kata ini bermula dari cerita legenda masyarakat Mandailing Natal yang kelak bisa menjadi pelajaran kepada anak cucu kita. Dan peninggalannya kini menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal di Tapanuli Bagian Selatan. Ditambah pada saat ini Lokasi Wisata ini sedang di renovasi agar ramah pengunjung.
Sampuraga adalah salah satu cerita legenda masyarakat Mandailing khususnya Kabupaten Mandailing Natal. Dimana legendea ini menceritakan seorang anak yang bernama Sampuraga yang sukses di tanah orang dan kemudian tidak mengakui keberadaan ibu kandungnya sendiri. Sampuraga pun di sumpahi oleh ibunya sendiri karena sakit hati.
Cerita rakyat ini sangat melekat di hati para orangtua-orangtua yang tinggal di Mandailing Natal, namun saya kurang yakin terhadap generasi-generasi muda saat ini. Dimana sudah sangat tercemar oleh jaman milenial dan mengikuti trend-trend masa kini, sampai tidak sempat mempelajari budayanya sendiri. Namun demikian dengan direnovasinya tempat wisata ini oleh Pemkab Mandailing Natal harapannya semoga para generas-generasi muda tertarik kembali terhadap legenda ini. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda ini, cerita sampuraga adalah salah satu kekayaan budaya yang dimiliki suku Mandailing
Bermula dari seorang anak yang ditinggal oleh sang Ayah sejak dalam kandungan, kehidupan kampung yang terbilang jauh dari kata layak memaksa seorang ibu dan orangtua tunggal melahirkan dan membesarkan anak seorang diri. Tidak ada kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan kata cukup tetapi seorang ibu yang tulus dan berhati malaikat tetap tabah dan sabar dalam menjalani kehidupan.
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Anak kecil yang dulu menambah semangat beliau dalam menjalani kehidupan kini sudah menjadi Pemuda yang gagah. Rasa senang, sedih bercampur menjadi satu.
Hari-hari berlalu seperti biasa hingga tiba pada hari itu, dimana Anak Muda ini memberanikan diri bicara kepada sang Ibu tentang rencana yang selama ini sudah dia pikirkan dan pertimbangkan dengan matang.
“Ibu, kehidupan kita yang begini sangat sulit, bahkan untuk makan sehari-hari pun kita kesusahan. Mengingat kerja keras ibu setiap harinya tanpa kenal lelah. Bagaimana kalau saya pergi merantau, mencari peruntungan di negeri seberang. Untuk memperbaiki kehidupan kita, dan memberikan sesuatu yang layak kepada ibu. Sebagai seorang anak, saya juga ingin berbakti dan membahagiakan ibu”. Terdengar seperti guntur menggelegar dihati sang Ibu. Sebuah kalimat yang sampai saat ini dikhawatirkannya namun terjadi pada hari itu.
Sang ibu yang tidak mau jauh dari anaknya, mengingat selain dia tinggal sendiri usia juga sudah sangat renta. Beliau belum siap menerima jika suatu hari yang tidak di inginkan terjadi. Namun dengan diskusi yang sangat alot, dengan berat hati Sang Ibu mengjinkan anaknya untuk pergi merantau seperti yang disampaikan sang anak.
Sang ibu melepas kepergian anaknya yang berbekal ijin dan makanan seadanya. Menyeberangi sungai menyusuri jalan hingga sang anak sampai pada satu daerah (negeri) yang makmur dan ramah penduduknya. Dengan mudah sang anak mendapat pekerjaan disana.
Setelah bertahun-tahun sang anak mendapat kehidupan yang layak dan akan segera menikah dengan Putri Raja di negeri perantauannya. Acara pernikahan digelar besar-besaran, gordang sambilan dimainkan tanpa henti, rakyat diundang dari seluruh pelosok negeri, Sahabat-sahabat raja pun turut berhadir. Semua bergembira karena acara seperti ini sangat jarang terjadi.
Sementara dilain waktu dan dilain tempat
Sang Ibu bersender di daun pintu, pikirannya melayang jauh memikirkan sang anak yang tidak ada kabar berita dan tidak pernah mengunjunginya lagi. Tahun-tahun yang sulit dijalaninya dengan tabah dan sabar, janji sang anak yang membuatnya menjadi tegar hingga saat ini. Namun tahun-tahun berlalu sang ibu belum jua mendapat kabar dari sang anak.
Dengan tekad yang bulat dan rasa rindu yang sudah tidak tertahan lagi, sang ibu memutuskan untuk mencari anaknya kalau-kalau seseorang melihat dan mengenalnya. Badan yang sudah renta dan terbungkuk-bungkuk sang ibu tetap memaksakan mencari buah hatinya yang bertahun-tahun tidak ada kabar beritanya.
Hari-hari berlalu sang ibu tetap berjalan dan terus mencari, ribuan orang sudah ditanyai namun tidak seorangpun yang kenal dengan sang anak. Setiap orang hanya menggeleng dengan rasa iba dan membantu semampunya. Hingga sang ibu tiba disuatu daerah yang begitu ramai, berpakaian bagus dan gordang sambilan ditabuh tanpa henti. Bau masakan yang menyengat menggugah selera membuat sang ibu tertahan sebentar sambil memegangi perutnya yang kosong.
Sambil meminta bantuan kepada orang-orang yang berlalu lalang untuk memberikannya sedikit makanan, sang ibu tidak lupa menanyakan keberadaan sang anak. Dengan nada yang lemah dia bertanya kepada orang-orang “Adakah kalian bertemu dengan anak saya yang bernama Sampuraga ?”. Tiba-tiba orang-orang melihat wanita tua itu dengan pandangan sinis dan rendah.
Hingga salah satu dari mereka menjawab “Ibu, ibu tidak salah menyebut nama ? Karena Paduka Raja menikahkan Putrinya dengan Seorang Pemuda yang bernama Sampuraga”
Bagai mendapat hadiah yang sangat berharga, Sang ibu kembali mempunyai semangat dan lupa akan lelah dan sakitnya selama ini. Dengan langkah yang terseok-seok sang ibu langsung menuju pelaminan pernikahan untuk memastikan bahwa itu benar anaknya. Naluri seorang ibu tidak pernah salah, dari jauh dia sudah tahu bahwa yang duduk bersanding dipelaminan itu adalah sang anak yang dicarinya beberapa tahun belakangan ini.
Begitu sudah dekat sang anak dia memaksakan diri untuk berlari agar cepat bisa memeluk sang anak yang selama ini sudah sangat dirindukan. Namun begitu mendekat para pengawal Kerajaan mengusirnya dan menyuruhnya menjauh, tetapi sang ibu tidak perduli karena dihadapannya sudah berdiri sang anak yang sudah lama tidak bertemu. Pengawal dengan keras menendang dan menyeret wanita tua itu agar menjauh, melihat kejadian itu pengantin pria berdiri diikuti pengantin wanita, mereka mendekati dan mengamatinya sebentar.
Begitu pengantin pria melihat wanita tua itu dan mulai mengenalinya, dan mata mereka bertemu sang ibu sudah sangat yakin itu adalah anaknya yang dicari selama ini, Namun Malang tak dapat ditolak untuk tidak dapat diraih. Sang anak yang juga mengenali ibunya terlihat malu dengan penampilan sang ibu yang tua renta, dan baju compang camping membuat dia mengambil keputusan dan tidak mengakui bahwa itu sang ibu yang sudah melahirkan dan membesarkannya, ditambah lagi sebelum menikahi sang Putri Raja dia mengaku tidak mempunyai Ibu dan hidup sebatang kara. Akan sangat malu jika orang-orang tahu bawah inilah Ibu dari seorang anak bernama Sampuraga.
“Ank Durhaka” begitulah yang terbesit dihati sang ibu sambil menahan sakit akibat tendangan dan seretan para pengawal kerjaan. Sang anak tetap berdiri dengan sombongnya yang sudah tidak mengakui ibu kandungnya sendiri.
Sang Ibu yang sudah terlanjur sakit hati tiba-tiba menyumpahi anaknya agar kedurhakaannya dibalaskan oleh Tuhan. Begitu sang ibu berucap “O Sampuraga Na Maila Marina..!” Tiba-tiba saja hujan deras turun, bagai air bah, banjir bandang pun terjadi menenggelamkan seluruh orang yang hadir ditempat itu, tidak terkecuali Sampuraga dan seluruh pengikutnya.
Hingga akhirnya terciptalah sebuah telaga kecil dengan air yang mendidih, yang konon dulu katanya jika telaga itu dilempar dengan batu sambil berteriak dengan kata “O Sampuraga Na Maila Marina..!” airnya akan menyembur tinggi, yang konon bisa sampai setinggi 3 – 5 meter. Telaga ini diduga dulunya adalah tempat memasak pada pesta pernikahan Sampuraga.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Terlepas dari Ilmu Pengetahuan yang berkembang, ini adalah legenda yang wajib dilesatarikan oleh
generasi-generasi sekarang. Selain nilai budaya juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang berkunjung ke tempat wisata ini.
Sekian yang dapat saya tulis, mungkin para pembaca yang mengetahui legenda lengkapnya bisa memperbaiki tulisan ini dengan memasukkannya pada kotak kritik dan saran yang tersedia.
n/b: Share jika anda suka, dan kritik jika anda merasa tidak puas